Powered By Blogger

Jumat, 28 Agustus 2009

Workshop dan Pelatihan Penulisan Proposal Ilmu Keolahragaan

Nampaknya tahun 2009 ini atau tahun kerbau bagi orang Tionghoa merupakan tahun keberuntungan bagi Unesa. Beragam prestasi dari berbagai disiplin ilmu telah berhasil ditelurkan, begitu pula berbagai kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Unesa sebagai tuan rumah dalam beberapa kegiatan besar. Workshop dan pelatihan proposal ilmu keolahragaan Kemenegpora ini salah satunya. Dasar tentang pelaksanaan workshop ini adalah Undang-undang pasal 34 tahun 2005 tentang IPTEK Olahraga.

Ditemui di sela-sela acara, Drs. Bambang Setiyono, M.Pd. Selaku ketua panitia menjelaskan bahwa IPTEK sangat dibutuhkan guna menunjang persamaan persepsi dan membuat pakemisasi terutama dalam bidang keolahragaan. Konsep penelitian yang digunakan adalah konsep penelitian model payung yaitu penelitian yang terdiri dari satu tim dosen dan dua orang mahasiswa. Tujuan diadakannya program hibah ini adalah untuk meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa agar tidak hanya berperan aktif dan berprestasi di bidang ke-atlet-an semata, tetapi juga dapat memacu karya-karya ilmiah dengan baik. “Peningkatan kualitas SDM dengan pakem penelitian mendukung program andalan binaan berkelanjutan olahraga serta dalam rangka menyiapkan kader-kader baru yang lebih handal,” demikian tambahnya. Sampai saat ini, kelemahan terhadap kejuaraan-kejuaraan yang di andalkan yaitu pembibitan, wasit dengan prestasi yang menurun, serta penelitian profesi.

Sebanyak empat buah proposal yang dibuat oleh tim Unesa berhasil diterima oleh Dirjen Dikti. Empat tim tersebut terdiri dari tim direktur Surabaya Sport and Fitness Center (SSFC) Unesa Prof. Dr. H. Hari Setiono, M.Pd., PD III FIK Unesa Drs. Imam Marsudi, M.Si., Dr. Achmad Widodo, M.Kes. dan Oce Wiriawan, S.Pd., M.Kes. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali dan merupakan program hibah se-Indonesia. Untuk kesempatan tahun ini, Surabaya yang menjadi tuan rumah dan suatu kehormatan bagi Unesa yang dipercaya juga menjadi salah satu narasumber berdampingan dengan Deputi V Kemenegpora, Prof. Tunas Widianto, S.H., M.Si. Model-model penelitian begitu variatif, diantaranya yaitu model orietas yang terdiri dari PPLM (Pusat Pembinaan dan Pelatihan Mahasiswa), evaluasi, dan kemitraan kemahasiswaan.

Menurut Prof. Hari, citra Unesa sebagai Kampus Prima Olahraga terbaik di Jawa Timur perlu dipertahankan dan diprioritaskan lebih lanjut. Bahkan SSFC baru-baru ini berencana akan membuat web yang berbasis pusat data nasional mengikuti langkah dosen laboratorium. Dosen laboratorium sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dosen lapangan sesungguhnya dan dosen normal yang mengajar di kelas.

Hasil workshop adalah mengenai upaya untuk menindaklanjuti dan membuat persamaan persepsi dengan pembentukan PAL (Program Atlet Andalan) yang dibuat bersama pemerintah dalam jangka waktu dua tahun, dan atlet berpotensi yang dibina selama tiga bulan. Diharapkan acara ini mampu menjaring kader olahraga yang lebih banyak tidak hanya pembinaan atlet dari dosen dan mahasiswa, tetapi juga peningkatan yang dilakukan melalui karya-karya tulis yang masih kurang membudaya.

“Kesulitan yang dihadapi yaitu susahnya mengadakan koordinasi dengan tim evaluator perguruan tinggi dengn PAL yang tidak bisa sinergis dan berjalan baik,” ungkap Herri Sejono. Terdapat kesenjangan antara Perguruan Tinggi sehingga hal ini berdampak pada prestasi para atlet pada Sea Games dengan menurunnya kualitas prestasinya. Sebagai upaya antisipasi, adanya disentralisasi atau program otonomi yang didukung oleh status perguruan tinggi menjadi BLU akan terjalin keselarasan sistem. Selain itu diharapkan penempatan IPTEK yang efektif mampu mencetak para peneliti baru handal yang dilakukan melalui model-model penelitian.

Wahyu Nurul Hidayati