Powered By Blogger

Jumat, 28 Agustus 2009

Biodiesel Unggulan Fakultas Teknik Unesa


Laboratorium berukuran 4 x 3 meter itu tampak cukup penuh dengan prototipe, rancang bangun, dan produk hasil teknologi. Di bagian atas depan gedung yang terpisah dengan gedung lain ini tertulis Laboratorium Bahan Bakar dan Pelumas, Jurusan Teknik Mesin Unesa. Terlihat beberapa mahasiswa sibuk di hadapan komputer jinjingnya (notebook). Selain itu, terlihat pula beberapa mahasiswa sibuk dengan bahan dan alat uji coba laboratorium. Di antara mahasiswa itu terdapat mahasiswa dari kampus tetangga. Unair dan ITS. Ir. Dwi Heru. M.T., dosen yang pernah mengajar di UGM dan juga pakar biodiesel BATAN yang diperbantukan menjadi dosen di Unesa bersama dua rekannya, yakni Drs. Marsudi, M.Pd. dan Dr. Suyono, M.Pd. menciptakan dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat dengan teknologi hasil rancangannya, yakni mesin biodiesel yang memanfaatkan biji pohon jarak pagar. Produk teknologi hasil pendanaan program penelitian Lembaga Penelitian Unesa tahun 2008 ini Oktober lalu disosialisasikan kepada masyarakat Jawa Timur. Di antaranya adalah 20 orang dari lembaga swadaya masyarakat kabupaten Bangkalan, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, mahasiswa Unesa.

Selain itu, produk unggulan Unesa yang beberapa waktu lalu dipamerkan di stan Unesa Job Centre (UJC) di gedung Islamic Centre Surabaya yang dihadiri oleh Ir. Erman Suparno, M.BA., M.Si., Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini telah menjadi pusat media sumber belajar bagi siswa dan mahasiswa di Jawa Timur. “Seingat saya ada beberapa SMK di Jawa Timur, yakni SMKN 3 Nganjuk, SMK PGRI Tuban, dan beberapa sekolah lain. Saya lupa namanya. Mesin penghasil biodiesel ini juga kerap dikunjungi guru-guru peserta sertifikasi dan mahasiswa dari beberapa kampus di Surabaya, seperti Unair dan ITS. Mahasiswa Unair, ITS, dan ITATS ini biasanya diminta oleh dosen pembimbingnya berkunjung ke sini untuk meminjam alat atau berkonsultasi dengan saya,” ucap Ir. Dwi Heru, M.T.


Tak hanya dikenal di lingkup regional Jawa Timur, mesin biodiesel ini juga telah dikenal di wilayah Indonesia Timur. Universitas Muslim Indonesia, Makasar pernah memesan produk unggulan ini. Bahkan kalangan profesional seperti PT Rekayasa Energi Alternatif Mandiri yang ada di Mojokerto juga memesannya. “Sebenarnya Unesa pun tidak kalah dengan kampus-kampus lain, buktinya mahasiswa dari perguruan tinggi lain, siswa, guru, dan perusahaan memanfaatkan produk kita. Karena itu, kami terus mengembangkan produk unggulan, khususnya di bidang bahan bakar alternatif dan pelumas,” tambah lulusan S2 ITB ini.

Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan yang bisa diperbarui seperti minyak nabati dan minyak hewani. Biodiesel bersifat biodegradable dan tidak beracun yang memunyai emisi lebih rendah dari minyak diesel/solar ketika dibakar. Biodiesel ini bisa dipakai langsung untuk mesin diesel tanpa harus memodifikasi mesin. Dengan flash point 130 C menjadikan biodiesel lebih aman dibandingkan solar. Biodiesel ini bermanfaat mengurangi emisi CO sebanyak 50% dan CO2 sebanyak 78,45% karena unsur karbon pada biodiesel telah dibuang sebelumnya. Biodiesel ini mengandung 56% lebih sedikit aromatic hydrocarbon, benzofluoranthene dan 71% pengurangan benzopyrenes, menghilangkan emisi sulfur (SO2) karena biodiesel tidak mengandung sulfur dan tidak menghasilkan emisi Nox. Dengan menggunakan produk Bodies ini emisi karbondioksida akan perjuring sampan 80% dan hampir 100% sculpture dioxide. Pembakaran dari biodiesel ini sendiri menurunkan lebih dari 90% dari total hydrocarbon yang tidak terbakar, dan 75-90% panorama pada aromatic hydrocarbon. Bodies lebih memberikan panorama yang berarti pada partikel-partikel dan carbon monoxide daripada petroleum diesel fuel. Bodies juga dapat sedikit menaikan atau menurunkan nitrogen oxide bergantung jenis mesin dan prosedur tes yang dijalankan. Didasarkan pada Ames Mutagennicity Test, biodiesel mengurangi resiko terkena kanker akibat polusi udara sampai 90%.

Bayu Dwi Nurwicaksono