Untuk memperkokoh status Unesa di tingkat nasional dan internasional, Unesa melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri diantaranya dengan Jepang dan Cina. Dengan Jepang, Unesa melakukan kerjasama dengan Nagoya University, Tsukuba University, dan Ichi University. Sedangkan South China Normal University, Huazhong Normal University, dan Beijing Sport University merupakan mitra kerja sama Unesa di Cina.
Lesson Study yang kini banyak diperbincangkan sebagai pelengkap dari perkembangan penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk kerjasama Unesa dengan Jepang. Dr. Suharsono, M.Phil, Ph.D. ketika ditemui di ruang kerjanya (10/2) mengatakan bahwa pengembangan program Lesson Study yang diperkenalkan oleh Makoto Yoshida telah sukses dilakukan di Jepang. Itulah yang membuat Unesa tertarik. Sedangkan dengan Cina, Unesa menjalin kerja sama dalam pembukaan program Pendidikan Bahasa Mandarin. Cina merupakan negara yang kuat baik secara politik dan ekonomi, hal itu pula yang menyebabkan nonetnis Cina berminat untuk menguasai bahasa Mandarin yang dianggap bahasa yang bernilai ekonomis. Selain itu pertimbangan ini juga didasarkan pada letak Unesa di kota Surabaya, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia diharapkan akan menarik banyak peminat. Bila kerjasama ini berhasil, maka Unesa akan menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program Pendidikan Bahasa Mandarin. ”Walaupun banyak perguruan tinggi yang mempunyai program Bahasa Mandarin, namun itu merupakan program nonkependidikan. Untuk program Pendidikan Bahasa Mandarin itu sendiri masih belum ada perguruan tinggi yang memilikinya,” tegas dosen FBS ini.
Mengenai pelaksanaan kerjasama dengan dua negara besar di Asia tersebut, Koordinator Kerjasama Internasional Unesa ini mengatakan bahwa pelaksanaan dengan Jepang adalah pelatihan para guru tentang bagaimana lesson study diterapkan. Lesson study yang dimaksudkan adalah lesson study adaptasi dari Jepang yang telah berhasil dilakukan di negeri sakura itu. Sebagai tindak lanjut kerjasama Unesa dengan Cina dalam pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin adalah ditanda tanganinya Protocokol Agreement antara dekan Huazhong Normal University, Ren Youzhou dengan dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. pada oktober 2008 yang lalu. Rencananya pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin akan dilakukan pada bulan Juli 2009, bertepatan dengan diadakannya Konferensi Internasional Bahasa dan Budaya Mandarin.
Ada dua hal yang menjadi target Unesa dalam kerja sama kali ini, satu diantaranya adalah tentang status Unesa. Kerjasama ini diharapkan akan memperkuat status Unesa sebagai perguruan tinggi baik di dalam atau di luar negeri. Selain itu pemaksimalan fungsi Unesa dalam ikut serta mengembangkan potensi guru di SD, SMP, dan SMA juga merupakan target Unesa dalam kerja sama kali ini.
Terkait kerjasama Unesa dalam cabang Olahraga Wushu, Pembantu Rektor II Unesa. Drs. Nurhasan, M.Kes. mengatakan bahwa awal kerjasama tersebut adalah kerjasama Unesa dengan Akademi Wushu Indonesia (AWI) pada Pebruari 2008. Akademi Wushu inilah yang diback up Unesa dalam pengembangan ilmu pengetahuan olahraga dan sumber daya manusianya. “Bersama dengan Akademi Wushu Indonesia inilah Unesa menjalin kerja sama dengan Beijing Sport University,” tegasnya. Sedangkan teknis pelaksanaannya berupa pengiriman atlet, pertukaran pelatih, dan kerjasama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Dengan kerjasama ini Unesa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga, olahraga dibidang kesehatan, dan sport massage. “Harapan saya semoga wushu yang akan menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unesa akan lebih di kenal oleh masyarakat baik di tingkat nasional dan internasional. Selain itu semoga kerjasama Unesa dengan Beijing Sport University bukan hanya dalam cabang olahraga wushu tetapi juga cabang-cabang olahraga yag lain.” harap dosen FIK yang dikenal oleh berbagai kalangan ini tulus.
Selain bekerjasama dengan Jepang dan Cina, Unesa juga mengadakan kerjasama dengan negara Asia lain, bahkan dengan negara di Eropa dan Australia. Negara Asia lain yang menjadi partner kerjasama Unesa adalah Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia. Kerjasama dilakukan dalam pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, penelitian jurnal penelitian bersama, dan kegiatan lain yang relevan. Di Eropa, Unesa bekerjasama dengan Utrecht University, Belanda dalam program pembukaan kelas internasional, preseudental institute yang masih bagian dari Utrecht University, dan perintisan kerjasama dengan Rotterdam University. Dengan Australia, Unesa mengadakan kerjasama dengan Curtin University dan beberapa sekolah SMP-SMA di Australia dalam model pengembangan S-2 kelas internasional.
Alfanita Zuraida
Lesson Study yang kini banyak diperbincangkan sebagai pelengkap dari perkembangan penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk kerjasama Unesa dengan Jepang. Dr. Suharsono, M.Phil, Ph.D. ketika ditemui di ruang kerjanya (10/2) mengatakan bahwa pengembangan program Lesson Study yang diperkenalkan oleh Makoto Yoshida telah sukses dilakukan di Jepang. Itulah yang membuat Unesa tertarik. Sedangkan dengan Cina, Unesa menjalin kerja sama dalam pembukaan program Pendidikan Bahasa Mandarin. Cina merupakan negara yang kuat baik secara politik dan ekonomi, hal itu pula yang menyebabkan nonetnis Cina berminat untuk menguasai bahasa Mandarin yang dianggap bahasa yang bernilai ekonomis. Selain itu pertimbangan ini juga didasarkan pada letak Unesa di kota Surabaya, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia diharapkan akan menarik banyak peminat. Bila kerjasama ini berhasil, maka Unesa akan menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program Pendidikan Bahasa Mandarin. ”Walaupun banyak perguruan tinggi yang mempunyai program Bahasa Mandarin, namun itu merupakan program nonkependidikan. Untuk program Pendidikan Bahasa Mandarin itu sendiri masih belum ada perguruan tinggi yang memilikinya,” tegas dosen FBS ini.
Mengenai pelaksanaan kerjasama dengan dua negara besar di Asia tersebut, Koordinator Kerjasama Internasional Unesa ini mengatakan bahwa pelaksanaan dengan Jepang adalah pelatihan para guru tentang bagaimana lesson study diterapkan. Lesson study yang dimaksudkan adalah lesson study adaptasi dari Jepang yang telah berhasil dilakukan di negeri sakura itu. Sebagai tindak lanjut kerjasama Unesa dengan Cina dalam pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin adalah ditanda tanganinya Protocokol Agreement antara dekan Huazhong Normal University, Ren Youzhou dengan dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. pada oktober 2008 yang lalu. Rencananya pembukaan jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin akan dilakukan pada bulan Juli 2009, bertepatan dengan diadakannya Konferensi Internasional Bahasa dan Budaya Mandarin.
Ada dua hal yang menjadi target Unesa dalam kerja sama kali ini, satu diantaranya adalah tentang status Unesa. Kerjasama ini diharapkan akan memperkuat status Unesa sebagai perguruan tinggi baik di dalam atau di luar negeri. Selain itu pemaksimalan fungsi Unesa dalam ikut serta mengembangkan potensi guru di SD, SMP, dan SMA juga merupakan target Unesa dalam kerja sama kali ini.
Terkait kerjasama Unesa dalam cabang Olahraga Wushu, Pembantu Rektor II Unesa. Drs. Nurhasan, M.Kes. mengatakan bahwa awal kerjasama tersebut adalah kerjasama Unesa dengan Akademi Wushu Indonesia (AWI) pada Pebruari 2008. Akademi Wushu inilah yang diback up Unesa dalam pengembangan ilmu pengetahuan olahraga dan sumber daya manusianya. “Bersama dengan Akademi Wushu Indonesia inilah Unesa menjalin kerja sama dengan Beijing Sport University,” tegasnya. Sedangkan teknis pelaksanaannya berupa pengiriman atlet, pertukaran pelatih, dan kerjasama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Dengan kerjasama ini Unesa mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga, olahraga dibidang kesehatan, dan sport massage. “Harapan saya semoga wushu yang akan menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unesa akan lebih di kenal oleh masyarakat baik di tingkat nasional dan internasional. Selain itu semoga kerjasama Unesa dengan Beijing Sport University bukan hanya dalam cabang olahraga wushu tetapi juga cabang-cabang olahraga yag lain.” harap dosen FIK yang dikenal oleh berbagai kalangan ini tulus.
Selain bekerjasama dengan Jepang dan Cina, Unesa juga mengadakan kerjasama dengan negara Asia lain, bahkan dengan negara di Eropa dan Australia. Negara Asia lain yang menjadi partner kerjasama Unesa adalah Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia. Kerjasama dilakukan dalam pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, penelitian jurnal penelitian bersama, dan kegiatan lain yang relevan. Di Eropa, Unesa bekerjasama dengan Utrecht University, Belanda dalam program pembukaan kelas internasional, preseudental institute yang masih bagian dari Utrecht University, dan perintisan kerjasama dengan Rotterdam University. Dengan Australia, Unesa mengadakan kerjasama dengan Curtin University dan beberapa sekolah SMP-SMA di Australia dalam model pengembangan S-2 kelas internasional.
Alfanita Zuraida