Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unesa boleh berbangga. Bagaimana tidak, kota tempat berdirinya kampus eks-LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) ini dipimpin alumnus terbaiknya. Ya, Drs. Bambang Dwi Hartono, M.Pd., alumnus S1 Pendidikan Matematika IKIP Negeri Surabaya dan S2 Pendidikan Matematika Pascasarjana Unesa merupakan Walikota Surabaya dua periode berturut-turut. Pagi itu, Rabu (14/10) auditorium FMIPA tampak ramai didatangi mahasiswa. Tak lama setelah itu sang kakak kelas masuk ruang dominan warna biru itu didampingi teman sepermainannya, Prof. Dr. Megah Teguh Budiarto, M.Pd., yang kini jadi Pembantu Dekan I FMIPA Unesa.
“Dulu saat di kampung, saya jadi ketua karang taruna di Trenggalek dan Pak Bambang D.H. ini menjadi sekretaris saya. Dulu saat kuliah di kampus ini pun, kami pernah punya kebiasaan ngangsu bersama. Dulu susah payah mengawali hidup di kota. Kini beliau malah jadi walikota. Ini membuktikan bahwa alumnus kita pun bisa bersaing di era global. Karena itu, pada pagi hari ini, kami mendatangkan alumnus guna sharing tentang karir dan peluang kerja untuk adik-adik mahasiswa,” tutur Guru Besar FMIPA bidang geometri ini saat mewakili Dekan FMIPA dalam memberikan sambutan.
Setelah itu, curhat walikota kepada adik-adik kelasnya pun dimulai. Bambang menekankan bahwa yang membuat seseorang sukses itu tidak hanya kemampuan secara intelektual. Namun lebih dari itu, yang membuatnya kini dapat memimpin Kota Surabaya ialah kemampuan manajerial dan keberanian berinisiatif serta mengambil resiko. “Kita tidak kalah kok dengan lulusan perguruan tinggi lain. Yang penting kita harus selalu menyiapkan diri dan percaya diri terhadap kemampuan kita,” ujarnya bersemangat.
Tak hanya memotivasi adik-adik kelasnya, Bambang pun mensharingkan suka dukanya menjadi walikota kota terbesar kedua di Indonesia ini. Mulai suka citanya berhasil mengantarkan kembali Surabaya sebagai kota Adipura Kencana, suka citanya dapat belajar dari negeri seberang tentang pengelolaan kota-kota besar di dunia, hingga duka nestapanya dicaci maki warga karena kebijakannya yang kurang populer bagi sebagian orang tentang penataan stan PKL, rumah kumuh di sepanjang setren Kali Surabaya, dan lain-lain.
Pada akhir waktu sharingnya, Bambang memohon maaf jika hal-hal yang disampaikan kurang memberikan informasi tentang peluang kerja. Ia berjanji akan menugaskan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya untuk memberikan informasi dan peluang kerja baru pada mahasiswa Unesa. Seusai share bersama adik-adik kelasnya, Bambang langsung diburu wartawan media massa se-Surabaya terkait dengan kebijakan walikota tentang upah minimum untuk kebutuhan hidup layak (KHL) pekerja di Surabaya.
Bayu Dwi Nurwicaksono