Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual. Lalu dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kemudian dikenal adanya alat audio visual.
Saat ini media tidak hanya dipandang sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar, tetapi juga sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting dapat digunakan oleh siswa. Karena itu sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, detail, dan menarik.
Kata instruction memunyai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru—murid di kelas secara formal, pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik. Karena itu, usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa harus diperjuangkan.
Menyadari dan menangkap peluang itu, Program Studi (Prodi) S1 Teknologi Pendidikan (TP) mengembangkan media pembelajaran “Computer Assistance Instruction” (CAI). “Selama ini CAI diproduksi mahasiswa sebagai produk perkuliahan. Untuk menyalurkan produk ciptaan mahasiswa itu, kami telah lama bekerjasama dengan BPMTV dan Diklat Merpati,” jelas Dr. Mustadji, M.Pd.
CAI atau pembelajaran berbantuan komputer ini dapat dijadikan andalan bagi guru sebagai asisten pembelajaran yang disetting dengan konten ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik berkelanjutan karena materi-materi pengayaan dapat dimasukkan pada media pembelajaran ini. Yang lebih penting media pembelajaran ini dapat digunakan secara mandiri oleh siswa di rumah tanpa kehadiran guru.
Putri Diyanti