Suasana gedung pertunjukan sawunggaling Unesa tampak berbeda dari biasanya. Banyak pengunjung yang ramai menghadiri gedung pertunjukkan tersebut. Mereka datang bukan untuk melihat pertunjukan seni seperti pada biasanya, tetapi mereka datang untuk mengikuti seminar nasional yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan PGSD.
Seminar ini mengangkat tema “Mendesain Pembelajaran Inovatif Berbasis IT”. Dengan tema tersebut mereka sengaja menghadirkan pembicara dari luar khususnya dari ITS yang mereka yakni lebih mumpuni tentang permasalahan IT,yaitu Supeno Mardi Susiki,ST,MT seorang pakar IT. Agar esensi kependidikan tidak hilang mereka juga menghadirkan pembicara dari Unesa yaitu seorang guru besar, Prof. Dr. H. Muslimin Ibrahim, M.Pd yang memberikan materi tentang pembelajaran yang inovatif.
Acara seminar dibuka oleh Ketua Jurusan Suryanti, M.Pd dengan pemukulan gong dan memberikan beberapa kata sambutan. Inti dari sambutannya adalah bahwa sangat perlu pemanfaatan IT dalam pembelajaran karena menyesuaikan dengan keadaan jaman saat ini. Setelah itu sesuai dengan bidang ahlinya sebagai jurusan yang nantinya akan mencetak guru SD maka sesi pertama sebagai pengantar seminar dibuka oleh Guru Besar Unesa yang memberikan materi tentang “bagaimana belajar inovatif ?”
Beliau berpesan bahwa teknik drill sudah sangat tidak efektif lagi dan hanya akan membuat anak paham tentang materi namun hanya untuk sementara. Pada dasarnya banyak sekali hasil belajar yang harus dicapai oleh anak didik khususnya di tingkat SD dan untuk mencapai tersebut tidaklah mudah dan tidak ada satu pun cara yang ampuh yang dapat digunakan untuk mencapai hal tersebut. Salah satu penyebab pembelajaran yang tidak inovatif bisa karena tidak tahu atau tidak mau. Seorang pendidik harus selalu mengembangkan cara – cara atau teknik pembelajaran yang baru dan yang sesuai dengan kondisi atau karakteristik anak didik.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan asalkan dengan cara yang benar. Sebagai seorang pendidik harus selalu memahami karaktristik anak didik dan harus selalu ingat bahwa setiap individu memiliki 2-5 macam kecerdasan. Jadi dalam merancang sebuah pembelajaran yang inovatif perlu memahami konsep multiple intelligences. Salah satu contohnya pembelajaran yang inovatif adalah dengan pembelajaran yang lebih intrakif jadi bukan pembelajaran dengan sistem ceramah lagi yang diterapkan disekolah. Karena sistem ceramah sudah tidak lagi optimal untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Guru bukan lagi menjadi sentral namun siswalah yang menjadi sentral. Guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan mengembangkan pemahaman konsep dari suatu materi. Setiap siswa memiliki cara dan kecepatan yang berbeda – beda dalam memahami suatu materi yang disampaikan di kelas. Sehingga guru harus lebih telaten dalam membimbing siswanya. Adapun faktor lain yang juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di kelas, misalnya saja tentang gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa sangat berbeda – beda, ada yang lebih senang jika belajar dengan bantuan gambar – gambar ada juga yang lebih senang dengan bantuan suara dan sebagainya.
Lalu demi menyempurnakan perancangan pembelajaran yang inovatif perlu dikaitkan dengan IT karena tuntutan dijaman globalisasi saat ini pemahaman IT sangat dibutuhkan. Maka materi selanjutnya adalah bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan IT untuk kepentingan pendidikan atau sebagai media pembelajaran, materi tersebut disampaikan oleh pakar IT dari ITS, Supeno. Materi ini berisi tentang bagaimana cara merancang sebuah permainan atau game dengan bantuan IT yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk anak SD. Karena menurut dosen yang mengajar di FT ITS ini game adalah sesuatu yang sangat digemari oleh anak – anak usia sekolah SD. Karena diteliti dapat memaksimalkan proses pembalajaran siswa.
Acara ini berlangsung sangat seru karena tidak hanya diisi dengan ulasan dari pemateri namun diisi dengan berbagai hiburan dari mahasiswa PGSD sendiri. Hiburannya seperti tari – tarian tradisional lalu ada juga permainan musik ansamble dari SD lab Unesa. Karena permainan musik yang sangat mengagumkan dari anak-anak SD Lab Unesa dapat membuat suasana seminar kembali semangat dan menghilangkan sedikit kelelahan.
Semnas PGSD yang berlangsung selama kurang lebih lima jam tsb ditutup dengan prosesi pemukulan gong oleh Sekjur PGSD Drs Supriyono sebagi tanda bahwa telah diakhirinya acara ini. Harapan dari seminar ini dapat memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam dunia pendidikan saat ini. Agar banyak hal – hal baru yang revolusioner untuk dunia pendidikan Indonesia.
Ananda Kiky