Salah satu syarat suatu Perguruan Tinggi yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) yaitu menggalang kerjasama sebanyak mungkin dengan berbagai instansi. Rabu (8/3), Unesa kembali melakukan MoU dengan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Konsep MoU dikemas melalui kuliah umum oleh mantan Menkesra Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A., Ph.D. yang dilaksanakan di ruang sidang FMIPA pukul 13.00 WIB. Beberapa orang kenamaan turut serta hadir dalam kuliah umum yang diusung oleh LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Unesa, yaitu Prof. Supari Muslim selaku ketua LPM, Drs. H. Moh. Is selaku ketua BKKBN provinsi Jawa Timur, dan Prof. Nariyo dosen undangan dari Universitas Airlangga.
Acara yang bertemakan “Pemberdayaan Masyarakat untuk Menurunkan Kemiskinan di Indonesia (Peran Perguruan Tinggi sebagai Penggerak Pemberdayaan)” ini kali pertama dilaksanakan di Jawa Timur, dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi Unesa karena acara ini perdana digelar di tingkat Perguruan Tinggi atau Universitas setelah sebelumnya telah berhasil menyentuh Universitas Negeri Semarang dan Universitas Negeri Yogyakarta. Sengaja memang dipilih Universitas Negeri eks IKIP dengan alasan bahwa diharapkan para mahasiswa supaya mampu secara aktif mensosialisasikan program ini. Sebagian besar mahasiswa yang mengikuti kuliah ini adalah mahasiswa nonkependidikan yang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Ditemui selesai acara, Prof Supari mengatakan bahwa sebenarnya kuliah ini masih bersifat sebagai kuliah pengantar. Lebih lanjut ditegaskan bahwa akan ada keberlanjutan dari acara ini mengingat antusiasme mahasiswa yang besar hingga banyak diantaranya yang tidak mendapatkan tempat duduk dan terpaksa mengikuti perkuliahan dari luar ruangan. Selain itu, acara yang dijadwalkan dapat berskala waktu lebih dari dua SKS itu harus puas dijalankan hanya satu jam saja meskipun telah didukung oleh setion tanya-jawab interaktif.
Hal menarik yang menjadi daya pemikat perkuliahan ini yaitu smart solution yang diberikan oleh Prof. Haryono. Misalnya saja upaya penanganan buta aksara dalam masyarakat feodal yang dapat dilakukan melalui KKN model Tematik yang dilakukan seara estafet dan berkala yaitu setiap tahun. Beberapa upaya untuk mencerdaskan bangsa lainnya juga dapat dilakukan melalui efektivasi dan pengarahan terhadap ibu-ibu rumah tangga untuk melakukan kegiatan yang positif pada malam hari, misalnya dengan pembentukan komunitas baca aktif. Hal ini dilakukan guna menekan angka pertumbuhan penduduk sebagai perwujudan dari revitalisasi keluarga berencana.
Wahyu Nurul Hidayati