Powered By Blogger

Jumat, 28 Agustus 2009

Lagi, FIS Sabet Mawapres 2009

Mawapres tahun 2009 (4/5) lagi-lagi berada dalam gemggaman FIS (Fakultas Ilmu Sosial) selama tiga kali berturut-turut. Pada tahun 2007 dan 2008 Mawapres dimenangkan oleh Helmi angkatan 2004 yang berasal dari Jurusan Pendidikan Geografi (S-1). Tahun ini, Mawapres dimenangkan oleh Ahmad Fawait angkatan 2006 yang juga berasal dari Jurusan Pendidikan Geografi (S-1).


Dari berbagai kriteria penilaian yang diajukan, rata-rata hanya berselisih sedikit saja dengan rival Fawait. Itu artinya kemampuan mayoritas peserta yang mengikuti seleksi Mawapres hampir sama, hanya saja baik Helmi maupun Fawait sama-sama diunggulkan dalam hal karya-karya tulis yang pernah diikuti yang sangat variatif. Karya-karya tersebut ada yang dalam bentuk tim maupun perseorangan, misalnya karya terbaik yang membawanya sampai ke tingkat nasional dengan judul “Pelaksanaan Recovery Hutan Mangrove Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Pasang di Kawasan Pesisir”.

Mengenai persiapan jika ia lolos seleksi masuk ke Pimnas mengatasnamakan Unesa, Fawait menuturkan bahwa sebenarnya tidk ada persiapan khusus, tetapi memang lebih diorientasikan pada pelatihan dan penguasaan bahasa Inggris karena nantinya presentasinya semua dilakukan dalam bahasa Inggris. Tentunya, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mempunyai andil cukup besar pula dalam terpilihnya Fawait sebagai Mawapres 2009. Peran tersebut dapat terlihat dari seringnya dilakukan pelatihan PKM di tingkat Fakultas. Ia sampai sekarang adalah salah satu mahasiswa yang aktif berpartisipasi di dalamnya. Tidak hanya itu, ia juga aktif mengikuti organisasi-organisasi baik yang bersifat intra kampus maupun ekstra (Ormawa). Hal ini sekaligus menjadi poin plus yang menjadi bagian penilaian dalam seleksi Mawapres selain kemampuan berbahasa asing (Inggris), prestasi akademik, serta piagam dan sertifikat yang diperoleh.

“Melalui, pelatihan PKM seperti ini diharapkan akan tercipta lebih banyak Helmi atau Fawait yang baru untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan predikat FIS sebagai Mawapres. Perbedaan pelatihan PKM tahun ini adalah para peserta dari delegasi masing-masing jurusan atau prodi yang diunjuk tidak diperkenankan mengambil sertifikat sebelum membuat karya tulis sabagai produk diadakannya pelatihan PKM,” papar PD III FIS I Made Arsana, M. Pd.

Wahyu Nurul Hidayati

Kunjungan Rotterdam University ke FBS Jurusan Bahasa Inggris

Semarak suasana tampak di gedung baru Bahasa Inggris pada (1/5). Pasalnya hari itu dua orang perwakilan Rotterdam University berkunjung ke jurusan yang dipimpin oleh Dr. Oikurema Purwati, M.Appl. Mereka adalah Ton de Kraay dan Myrna Feverstake Smeele. Sebenarnya ada 5 orang perwakilan yang mengunjungi Unesa, namun mereka membaginya menjadi tiga tim, dua orang ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dua orang ke Jurusan Matematika dan satunya ke gedung Rektorat untuk membicarakan kerja sama.

Dalam kunjungannya, mereka membahas Teaching English for Young Learners (TEYL) atau pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak. Dalam workshop dan diskusi selama satu setengah jam, mereka bertukar pikiran tentang bagaimana bahasa Inggris diajarkan pada anak usia dini pada para dosen. Tidak mau ketinggalan, Jurusan Bahasa Inggris yang diwakili oleh Dra. Kusumarasdyati, Ph.D. juga memaparkan tentang bagaimana TEYL diajarkan pada anak usia TK sampai 12 tahun.

Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., salah satu panitia kunjungan perwakilan Rotterdam University ini mengatakan bahwa awal mula kedatangan perwakilan Rotterdam University ini adalah pada bulan November 2008. Dua orang perwakilan datang (salah satunya Ton de Kraay) dalam rangka kunjungan ke beberapa Sekolah Dasar (SD) di Surabaya, diantaranya Al-Hikmah, M.I. Jambangan, dan SD At-Taqwa. Saat itu Unesa yang juga diwakili oleh Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum. diminta mendampingi kedua orang yang datang ini. Di sinilah terjadi perbincangan di antara kedua belah pihak mengenai kemungkinaan kerja sama. Pada Bulan Maret 2009 lalu barulah ada e-mail yang menjelaskan bahwa mereka akan datang lagi ke Surabaya, salah satu tujuannya adalah untuk mengunjungi jurusan Bahasa Inggris.

“TEYL yang dijadikan mata kuliah pilihan diharapkan dapat menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Bahasa Inggris, terutama S-1 Pendidikan Bahasa Inggris. Lebih dari itu semoga setelah kunjungan ini Jurusan Bahasa Inggris bisa mengembangkan TEYL sebagai program unggulan,” tegas wanita berkerudung yang juga salah satu dosen jurusan Bahasa Inggris.

Alfanita Zuraida

Semangat Bulan Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan

Bulan Mei di Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan bulan yang memiliki makna tersendiri, karena tiap tahunnya di bulan kelima ini, selalu diselenggarakan acara Bulan Pendidikan. Hal ini tentunya membuat Fakultas Ilmu Pendidikan terlihat lebih meriah karena diselenggarkan berbagai agenda baik itu kegiatan yang terkait dengan mimbar ilmiah maupun hiburan yang merefreshing civitas akademika dan masyarakat.


Bulan Pendidikan yang bertemakan "Dengan Semangat Bulan Pendidikan 2009 FIP-Unesa Sebagai Pengembang Ilmu Pendidikan Siap Meningkatkan Mutu Pembelajaran Yang Mendidik" dibuka tanggal 3 Mei 2009. Upacara pembukaan Bulan Pendidikan diwarnai oleh pengguntingan pita serta penandatanganan prasasti oleh Rektor, Prof. Dr. H. Haris Supratno dan Drs. I Nyoman Sudarka, M.S., selaku dekan FIP sebagai tanda diresmikannya Taman Ki Hajar Dewantara. Taman yang ditengahnya terdapat kolam ikan juga berdiri patung Ki Hajar Dewantara yang bertuliskan “ Niteni, Niroke, Nambahi (Cermati, Tirukan, Kembangkan) dengan pose beliau yang sedang menghadap keatas seperti berpikir, setelah dikonfirmasikan apa makna dari patung Ki Hajar Dewantara tersebut, Dekan FIP mengatakan, “Filosofinya, beliau sedang berpikir tentang pendidikan nasional, bagaimana caranya agar pendidikan nasional di Indonesia ini bisa berkembang.”


Rangkaian acara Bulan Pendidikan sebenarnya telah dilaksanakan sejak bulan April. Dengan diselenggrakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam memperingati Bulan Pendidikan (12,19,26/5) diselenggarakan pelatihan untuk para guru TK dan PAUD yaitu pelatihan mendongeng, membatik, dan sempoa, begitu menurut Ketua Panitia Bulan Pendidikan, Dra. Meutia Ulfah, M.Si. Meriahnya acara pembukaan pun dilanjutkan dengan jalan sehat yang diikuti pula oleh komunitas pengguna alat transportasi sepeda kayuh sebagai pembuka, Komunitas yang tergabung dalam UKM Sepeda ini mensosialisasikan Back to Campus. Dengan slogan mereka, “Mari kita wujudkan Surabaya Nol Polusi”. Kemudian seusai jalan sehat , para penonton baik dari civitas akademika dan masyarakat, dihibur oleh tari-tarian, drumband dan ansamble baik dari binaan PG-PAUD ataupun para mahasiswa dari jurusan PG-PAUD. “Karena kebetulan tahun ini, panitianya dari prodi PGTK dan PG-PAUD jadi pengisi acara pada pembukaan ini kebanyakan dari orang-orang yang terkait dengan prodi itu,” tutur Dra.Meutia Ulfah, M.Si.


Agenda selanjutnya adalah donor darah dan akupuntur, selain itu juga diselenggarakan berbagai lomba diantaranya lomba menyanyi yang diikuti oleh para karyawan dan mahasiswa di Joglo FIP yang biasa di manfaatkan mahasiswa untuk tempat browsing karena area tersebut merupakan hot spot untuk wi-fi. pada tempat lain dikawasan FIP juga diselenggarakan lomba-lomba antar jurusan, diantaranya lomba futsal, tenis meja dan voli.

Selanjutnya, (17/5) di JMP (Jembatan Merah Plasa, red) Surabaya, PGTK juga menyelenggarakan lomba mewarnai yang diikuti oleh anak-anak TK se-Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo . Jumlah peserta yang hadir mencapai 130 peserta dari anak-anak TK B, baik yang berupa perseorangan atau mengatasnamakan instansi. Ini merupakan acara perdana yang dilakukan secara outdoor setelah empat tahun terakhir serangkaian acara serupa dilaksanakan di kampus, baik di Lidah Wetan maupun Teratai. “Kendala yang dihadapi sejauh ini memang masalah finansial dan birokrasi. Mungkin ini acara perdana yang dilakukan PGTK di luar kampus, tapi kami pikir persiapan dua setengah bulan cukup membuahkan hasil yang memuaskan,” tukas Marisa Kedia Arista selaku panitia. Lebih lanjut ditegaskan bahwa acara ini juga diharapkan mampu menarik animo masyarakat yang lebih besar dan menunjukkan eksistensi Unesa, khususnya PGTK dan kampus Teratai yang belum banyak diketahui khalayak ramai.

Sebagai penutup serangkaian acara di bulan bahasa ini, FIP mengadakan sebuah seminar nasional dan lokakarya bertajuk “Melalui Bulan Pendidikan kita tingkatkan profesionalisme tenaga pendidik”. Seminar ini diadakan di audiotorium pascasarjana Unesa pada (6/6). Ada tiga kegiatan yang digelar diantaranya diskusi panel, tanya jawab dan workshop. Dalam diskusi panel ada tiga materi yang dibahas oleh tiga pembicara berbeda diantaranya pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan melalui penelitian tindakan kelas yang disajikan oleh Prof. Suyata, Ph.D. (UNY), pengembangan bahan ajar yang disajikan oleh Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd. (Unesa), dan implementasi ide-ide utama KTSP sebagai upaya meningkatkan kompetensi profesional pendidik yang disajikan oleh Prof. Dr. Muhammad Nur (Unesa). Selain seminar dan lokakarya, di hari yang sama, FIP juga mengadakan seminar Pendidikan Internasional di Sidoarjo yang salah satu pembicaranya didatangkan dari Australia.

Putri, Wahyu, Fithri, Herlina, Alfanita

Pusat Kebudayaan Perancis Hadirkan Accrocrap di Sawunggaling


Pusat Kebudayaan Prancis atau Center Culturel et de Cooperation Linguistique (CCCL) Surabaya merupakan salah satu dari 430 lembaga Prancis (Institut Prancis, Pusat Kebudayaan Prancis dan Alliances Françaises). Lembaga ini merupakan kepanjangan tangan dari Kedutaan-kedutaan Besar Prancis yang tersebar di lebih dari 150 negara. Dinamika dan luasnya jaringan ini menjadikan lembaga-lembaga kebudayaan Prancis yang ada di dunia sebagai jembatan perantara yang menghubungkan budaya di dunia dimana kerja sama merupakan sebuah kunci utama.

Dalam rangka Festival Musim Semi Prancis 2009 yang kini tengah diperingati di negara yang terkenal dengan menara Eifelnya ini, CCCL mengadakan sebuah pertunjukan tari Prancis yang ditampilkan oleh Accrorap, kelompok hip-hop yang sedang naik daun di Prancis. Peringatan festival ini tidak hanya diadakan di Indonesia tetapi juga di negara Asia lain seperti di Vietnam, Hongkong, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia sendiri peringatan festival ini diadakan pada (31/5) di Gedung Sawunggaling Unesa Surabaya. Sehari sebelum tampil, kelompok tari yang pernah meraih penghargaan "Prix Mimos" dalam fesitval tari 2008 itu memberikan pelatihan tentang gerakan dasar tarian hip hop kepada puluhan mahasiswa Seni Tari Unesa dan beberapa anggota grup tari dari Surabaya dan Malang di salah satu ruang CCCL Surabaya.

Ada sebuah kisah menarik di balik tarian Prancis yang di koreograferi oleh Kader Attou (juga sebagai penari). Tarian yang bertema keinginan atau impian masa kanak-kanak itu teridiri dari fragmen-fragmen tentang kisah masa kecil yang saling berhubungan. Ada sebuah harapan dalam tari itu membawa orang yang menontonnya akan lebih terinspirasi untuk menghargai atau menganggap penting harapan di masa kanak-kanak itu. Semoga harapan itu tetap ada pada diri orang yang telah dewasa dan orang yang bersangkutan dapat mewujudkan impian masa kecilnya itu.

Menurut Pramenda Krishna A, salah satu panitia pagelaran tari Prancis malam itu, ini adalah kali kedua CCCL bekerja sama dengan Unesa menampilkan tari Prancis di sana. Sebelumnya CCCL juga pernah mengadakan pertunjukan tari tahun 2004 dengan kelompok tari yang sama. Gedung Sawunggaling Unesa merupakan gedung yang sangat representatif untuk menampilkan seni, ini adalah sebuah alasan yang membuat panitia memilih gedung kebanggan warga Unesa ini.

Dengan pagelaran tari Prancis ini, diharapkan dapat menjalin persahabatan yang erat antara masyarakat Indonesia dan Prancis. Selain itu kesenian ini juga sebagai ajang untuk saling menularkan wawasan antardua negara yang berbeda. Beragam misi (bahasa, budaya, ilmiah, universitas dan audiovisual) yang diemban jaringan ini memberi citra kehidupan Prancis masa kini di luar negeri, semuanya dilakukan dengan dialog dengan negara-negara di mana lembaga kebudayaan Prancis berada, di mana kerjasama tetap menjadi kunci utama.

Alfanita Zuraida

Workshop dan Pelatihan Penulisan Proposal Ilmu Keolahragaan

Nampaknya tahun 2009 ini atau tahun kerbau bagi orang Tionghoa merupakan tahun keberuntungan bagi Unesa. Beragam prestasi dari berbagai disiplin ilmu telah berhasil ditelurkan, begitu pula berbagai kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Unesa sebagai tuan rumah dalam beberapa kegiatan besar. Workshop dan pelatihan proposal ilmu keolahragaan Kemenegpora ini salah satunya. Dasar tentang pelaksanaan workshop ini adalah Undang-undang pasal 34 tahun 2005 tentang IPTEK Olahraga.

Ditemui di sela-sela acara, Drs. Bambang Setiyono, M.Pd. Selaku ketua panitia menjelaskan bahwa IPTEK sangat dibutuhkan guna menunjang persamaan persepsi dan membuat pakemisasi terutama dalam bidang keolahragaan. Konsep penelitian yang digunakan adalah konsep penelitian model payung yaitu penelitian yang terdiri dari satu tim dosen dan dua orang mahasiswa. Tujuan diadakannya program hibah ini adalah untuk meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa agar tidak hanya berperan aktif dan berprestasi di bidang ke-atlet-an semata, tetapi juga dapat memacu karya-karya ilmiah dengan baik. “Peningkatan kualitas SDM dengan pakem penelitian mendukung program andalan binaan berkelanjutan olahraga serta dalam rangka menyiapkan kader-kader baru yang lebih handal,” demikian tambahnya. Sampai saat ini, kelemahan terhadap kejuaraan-kejuaraan yang di andalkan yaitu pembibitan, wasit dengan prestasi yang menurun, serta penelitian profesi.

Sebanyak empat buah proposal yang dibuat oleh tim Unesa berhasil diterima oleh Dirjen Dikti. Empat tim tersebut terdiri dari tim direktur Surabaya Sport and Fitness Center (SSFC) Unesa Prof. Dr. H. Hari Setiono, M.Pd., PD III FIK Unesa Drs. Imam Marsudi, M.Si., Dr. Achmad Widodo, M.Kes. dan Oce Wiriawan, S.Pd., M.Kes. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali dan merupakan program hibah se-Indonesia. Untuk kesempatan tahun ini, Surabaya yang menjadi tuan rumah dan suatu kehormatan bagi Unesa yang dipercaya juga menjadi salah satu narasumber berdampingan dengan Deputi V Kemenegpora, Prof. Tunas Widianto, S.H., M.Si. Model-model penelitian begitu variatif, diantaranya yaitu model orietas yang terdiri dari PPLM (Pusat Pembinaan dan Pelatihan Mahasiswa), evaluasi, dan kemitraan kemahasiswaan.

Menurut Prof. Hari, citra Unesa sebagai Kampus Prima Olahraga terbaik di Jawa Timur perlu dipertahankan dan diprioritaskan lebih lanjut. Bahkan SSFC baru-baru ini berencana akan membuat web yang berbasis pusat data nasional mengikuti langkah dosen laboratorium. Dosen laboratorium sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dosen lapangan sesungguhnya dan dosen normal yang mengajar di kelas.

Hasil workshop adalah mengenai upaya untuk menindaklanjuti dan membuat persamaan persepsi dengan pembentukan PAL (Program Atlet Andalan) yang dibuat bersama pemerintah dalam jangka waktu dua tahun, dan atlet berpotensi yang dibina selama tiga bulan. Diharapkan acara ini mampu menjaring kader olahraga yang lebih banyak tidak hanya pembinaan atlet dari dosen dan mahasiswa, tetapi juga peningkatan yang dilakukan melalui karya-karya tulis yang masih kurang membudaya.

“Kesulitan yang dihadapi yaitu susahnya mengadakan koordinasi dengan tim evaluator perguruan tinggi dengn PAL yang tidak bisa sinergis dan berjalan baik,” ungkap Herri Sejono. Terdapat kesenjangan antara Perguruan Tinggi sehingga hal ini berdampak pada prestasi para atlet pada Sea Games dengan menurunnya kualitas prestasinya. Sebagai upaya antisipasi, adanya disentralisasi atau program otonomi yang didukung oleh status perguruan tinggi menjadi BLU akan terjalin keselarasan sistem. Selain itu diharapkan penempatan IPTEK yang efektif mampu mencetak para peneliti baru handal yang dilakukan melalui model-model penelitian.

Wahyu Nurul Hidayati

OPPEK Ciptakan Mahasiswa Cerdas dan Kompetitif

Ada yang berbeda pada OPPEK tahun 2009 yang diselenggarakan di hotel Tanjung Plaza, Tretes, Malang. Ini kali OPPEK (Orientasi Pengembangan Pendamping Kemahasiswaan) diperuntukkan secara khusus kepada seluruh Ketua Jurusan (Kajur) dan Ketua Program Studi (Kaprodi) di Unesa. Setelah beberapa waktu lalu secara khusus pembekalan yang sama juga diberikan untuk dosen-dosen pendamping khusus mahasiswa dan mahasiswa. Melalui pembekalan ini diharapkan Kajur dan Kaprodi juga dapat melakukan monitoring secara langsung terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan organisasi-organisasi yang berada dalam naungan di bawahnya, seperti BEM dan DLM.

Kegiatan dibuka oleh Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Sc. didampingi Pembantu Rektor III, Prof. Dr. I Nyoman, M.S. mewakili Rektor Unesa. Acara berlangsung selama tiga hari mulai Kamis-Sabtu (14-17/5). Penataran ini merupakan program yang digagas oleh pihak universitas yang diadakan dalam rangka menyamakan persepsi tentang pola-pola pengembangan dan pendampingan kemahasiswaan di perguruan tinggi, khususnya di Unesa. Pembekalan dilakukan dengan tujuan OPPEK untuk mengetahui kondisi kemahasiswaan di Indonesia, pola pengembangan kemahasiswaan secara nasional, memahami dinamika kehidupan mahasiswa, memahami sejumlah gaya kerja, mampu menerapkan gaya kerja dalam bernegosiasi. Dari seluruh Kajur dan Kaprodi yang mengikuti pembekalan ini, nampak pula Pembantu Dekan III masing-masing fakultas yang turut serta menghadiri pembekalan.

OPPEK merupakan serangkaian kegiatan terstruktur yang diselenggarakan untuk memebantu para pendamping mencapai kesepakatan tentang cara-cara yang sebaiknya diterapkan dalam menangani masalah-masalah kemahasiswaan di perguruan tinggi masing-masing. Landasan dasar pelaksanaan OPPEK ini adalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuannya antara lain adalah untuk mengetahui kondisi dunia kemahasiswaaan, pola pengembangan kemahasiswaan, dinamika kehidupan, sejumlah gaya kerja dan negosiasi di Indonesia. Metode yang digunakan dengan menggunakan metode “analisis-pengalaman” yaitu suatu metode yang mengharuskan para peserta ikut aktif berpartisipasi dalam melakukan berbagai kegiatan eksperimental kemudian melakukan analisis untuk menyimpulkan hasil-hasil kegiatan itu. Peserta juga diharapkan dapat mendiskusikan kemungkinan penerapan analisis dan simpulan mereka dalam menjalankan tujuan mereka sebagai pendamping mahasiswa.

Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan selama orientasi, para peserta akan didampingi oleh sejumlah pemandu. Para pemandu bukanlah pengajar dan tugas mereka hanyalah menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan, menyiapkan bahan yang dibutuhkan, serta menjadi mediator dalam diskusi-diskusi yang diadakan untuk menyimpulkan hasil eksperimen.

Adapun hasil dari OPPEK antara lain merumuskan visi mahasiswa Indonesia cerdas dan kompetitif dan misi untuk mengembangkan kapabilitas intelektual mahasiswa, menumbuhkembangkan kreativitas dan semangat kewirausahaan untuk meningkatkan daya saing bangsa, meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, dan moral mahasiswa, serta menanamkan rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia.

Kesuksesan mahasiswa untuk hidup tidak hanya dilihat dari faktor kemampuan kognitif semata, tapi juga faktor kemampuan soft skill turut menentukan. Faktor kognitif hanya menyumbangkan 20% kesuksesan mahasiswa, sedangkan faktor soft skill menyumbangkan 80% karena soft skill merupakan keahlian seorang mahasiswa bagaimana bisa hidup sukses di dunia kerja dan di tengah-tengah masyarakat.

Di tingkat perguruan tinggi kemampuan soft skill sudah dimasukkan melalui kegiatan-kegiatan kemahasiswaan seperti pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM). Lebih lanjut, PR III Unesa menambahkan bahwa tidak hanya soft kill yang dibutuhkan para mahasiswa untuk berperan aktif dan berkreasi tetapi juga membutuhkan lebih banyak membaca dan berkomunikasi untuk bisa menghasilkan karya-karya terbaik dan berkualitas.

Wahyu Nurul Hidayati

BLU Unesa, Menuju Efisiensi dan Produktifitas Kerja

Sejak diberlakukannya Unesa menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada 27 Pebruari 2009 berarti Unesa telah menjadi sebuah instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yakni secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi. Beberapa peraturan terkait BLU antara lain: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU); Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan Umum; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum; dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum.

Berdasarkan landasan hukum itu, secara resmi Unesa telah menjadi BLU pada urutan ke-8 di Indonesia. “Ironisnya, hal ini baru terealisasikan meskipun draft proposal telah diajukan pada 27 Mei 2008 dengan dalih berkas proposal ketlingsut,” ungkap Drs. Purwohandoko, M.M. selaku ketua BLU Unesa dan juga mengatakan bahwa dengan status BLU secara penuh, Unesa diberikan fleksibilitas pengeloaan keuangan dan sumber daya, serta fleksibiltas untuk memiliki unit produksi. "Dengan menjadi BLU, sesuai dengan surat keputusan yang ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Unesa harus menyusun sistem akuntansi paling lambat dua tahun setelah Unesa ditetapkan menjadi BLU," jelasnya. Guna menindaklanjuti hal tersebut, maka Tim Pendamping BLU dan Tim Pelaksanaan BLU Unesa melakukan rapat tertutup di Trawas, Mojokerto (31/5-2/6) sekaligus pembentukan Pokja. Orientasi Pokja adalah mengenai keuangan dan akuntansi serta rekening. Sedangkan Pokja pola tata kelola meliputi pengadaan evaluasi layanana yamg belum dimiliki oleh Unesa.

Demikian pula yang telah dilakukan tim pasca penetapan Unesa sebagai BLU, dengan melakukan studi banding ke beberapa perguruan tinggi yang lebih dulu menjadi BLU seperti UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang, UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, UB (Universitas Brawijaya) Malang, dan UNNES (Universitas Negeri Semarang) Semarang. Studi banding ini dilakuakn dalam rangka sosialisasi media dan tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman seputar BLU, terutama bagi perguruan tinggi yang lebih dulu dirasa mampu melaksanakannya lebih baik.

Dengan status baru yang disandang Unesa, maka seiring dengan hal tersebut perlu juga diadakan renovasi atau perombakan dari segala aspek, terutama berkenaan dengan transparansi masalah finansial. Diantara upaya-upaya yang dilakukan yaitu melalui sosialisasi khususnya terhadap mahasiswa. Hal ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui secara pasti intisari atau visi misi BLU. Mayoritas dari mereka beranggapan bahwa dengan perubahan status Unesa menjadi BLU dikhawatirkan terjadi kenaikan dalam beberapa aspek, terutama masalah SPP dan SDP. “Oleh karena itu pentingnya program sosialisasi ini adalah untuk meluruskan persepsi mahasiswa terkait hal tersebut,” Purwohandoko menegaskan.

Selain perombakan dan transparansi finansial yang akan dilakukan, pembenahan system juga akan sesegera mungkin diperbaiki, misalnya yang berhubungan dengan birokrasi dan akses data serta ICT. Akan tetapi sehubungan dengan hal ini, diharapkan semua pihak, mahasiswa khususnya, mampu berkerja sama secara korporasi. Berdasarkan hasil Pokja, maka diperoleh keterangan bahwa implikasi BLU berbasis bisnis diterapkan, misalnya melalui pemanfaatan gedung-gedung yang tidak terawat untuk didayagunakan secara efektif dan efisien menjadi lebih bernilai ekonomis. Contoh lainnya misalnya dengan mengakomodasikan para dosen yang sarat intelektual untuk menempuh studi ke luar negeri secara melembaga dengan maksud selepas studinya mampu mengaplikasikan ilmunya bagi perkembangan Unesa. Singkatnya, konsep yang digunakan adalah efisiensi dan produktifitas. Efisiensi dilakukan dengan pencukupan dan penyesuaian kebutuhan, sedangkan produktifitas meliputi upaya mendayagunakan atau menciptakan sesuatu supaya bernilai lebih.

Wahyu Nurul Hidayati

Buah Tangan dari Negeri Kangguru

Sebelum fokus membahas ketiga inovasi baru tersebut, mari kita ulas sedikit mengenai sistem pendidikan yang ada di Australia beserta mata pelajaran, tahun akademi serta olahraga dan juga budaya siswa Australia. Dari empat narasumber tersebut.
Sekolah di Australia dimulai dengan taman kanak-kanak atau tahun persiapan, diikuti dengan 12 tahun sekolah dasar dan menengah. Di tahun terakhir sekolah menengah (Year 12), siswa dapat belajar untuk mendapat ijazah pemerintah yang diakui oleh semua universitas dan lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan di Australia. Ijazah sekolah menengah atas (Senior Secondary Certificate of Education) ini juga diakui oleh banyak universitas di luar negeri.

Terkait dengan mata pelajaran, Australia mempunyai sebuah kerangka kerja kurikulum nasional untuk memastikan standar akademik yang tinggi di seluruh negeri. Semua sekolah menyediakan mata pelajaran dalam delapan bidang pelajaran utama: bahasa Inggris, matematika, pendidikan sosial dan lingkungan, sains, seni, bahasa selain bahasa Inggris, teknologi, serta pengembangan kepribadian, pendidikan kesehatan dan fisik. Sekolah juga mempunyai program bahasa Inggris bagi para siswa internasional dalam mendukung pendidikan mereka.

Di tingkat sekolah menengah, pilihan dan keberagamannya juga meningkat karena sekolah dapat menawarkan berbagai jenis mata pelajaran, yang akan diberikan oleh para pengajar yang sangat berpengalaman dan terlatih, serta menggunakan teknologi terbaru termasuk internet, peralatan multimedia (seperti layar sentuh) serta laboratorium.

Tahun pelajaran dibagi menjadi empat triwulanan dan berlangsung dari akhir Januari atau awal Februari sampai Desember. Ada libur singkat antar triwulan, dan satu libur panjang musim panas di bulan Desember dan Januari. Siswa masuk sekolah dari hari Senin sampai Jumat setiap minggu, “Jam sekolah sedikit bervariasi di Australia, tapi umumnya mulai pukul 9.00 sampai 15.30 setiap hari sekolah.”. Begitu tutur Damajanti, yang juga staf pengajaran pada prodi Teknologi Pendidikan.

Kurikulum sekolah Australia mendukung berbagai jenis keterampilan dan minat siswa. Keterampilan drama, musik, seni, debat dan bicara di depan publik, selain kegiatan olah raga baik beregu maupun perorangan, semua diperkuat dengan kerja sama dan pertandingan antar sekolah. Sekolah juga mengadakan pendidikan khusus yang dirancang bagi para siswa internasional yang berbakat istimewa. Pusat-pusat pelajaran dan fasilitas olahraga menawarkan lingkungan yang ideal untuk pengembangan akademik dan pribadi para siswa internasional. Banyaknya jenis olahraga dan artistik yang ditawarkan dapat membantu para siswa mengembangkan ketrampilan organisasional dan kepemimpinan mereka, selain kemandirian dan kepercayaan diri yang baik.

Berbeda dengan cara pengajaran disana yang sudah maju, semoga beberapa inovasi baru yang dibawa dari sana dapat dijadikan sebagai motivasi untuk para pendidik dan menerapkan inovasi tersebut.
Seperti apa, untuk apa dan bagaimana inovasi itu digunakan dalam proses belajar mengajar? Mari kita mengenalnya bersama.

Digital telling story merupakan penerapan komputer untuk menceritakan suatu cerita dengan media yang memadukan antara gambar, teks, dan juga suara. Seperti halnya telling story tradisional, sebagian besar digital story menceritakan suatu topik dilihat dari sudut pandang tertentu. Tujuan utama dari digital story telling adalah memberikan kesempatan pada pembuat untuk mengekspresikan kekuatan emosinya sehingga motivasi untuk speaking menjadi lebih kuat. Banyak hal positif dari diterapkannya digital telling story ini, diantaranya adalah memberikan stimulus pada mahasiswa untuk bisa menceritakan gambar yang telah dibuat. Didalam digital telling story semua mahasiswa diwajibkan untuk speaking tidak seperti dalam pengajaran tradisional yang didominasi beberapa mahasiswa karena sebagian dari mahasiswa ada yang enggan untuk melakukan speaking karena malu. Jadi dengan diterapkannya digital telling story diharapkan dapat membuat mahasiswa untuk aktif dan berani untuk mengemukakan pendapat. Selain itu digital telling story dapat merangsang mahasiswa untuk berkreasi memadukan gambar serta teks sehingga dapat memunculkan daya kreatifitas mereka.

Berikutnya mengenai Blended Learning. Jika digital telling story adalah suatu metode pembelajaran maka Blended Learning merupakan suatu perpaduan pembelajaran. Perpaduan media pembelajaran ataupun metode pembelajaran, atau bisa juga memadukan keduanya. Contohnya seperti memadukan antara e-learning dengan face to face dalam mengajarkan suatu materi.

Akan tetapi pada contoh diatas dengan diterapkannya Blended Learning membutuhkan beberapa hal diantaranya LMS (Learning Management System) contohnya lintang.unesa.ac.id/moodle, discussion forum atau bulletin boards via website seperti wikipages, googlepages, blogspot, wordpress. Kemudian setiap mahasiwa maupun dosen wajib memiliki email. Membutuhkan synchronous forum (yahoo messengers, facebook chat, googlepages chat) dan juga asynchronous forum seperti mailing list, social/community network seperti facebook, friendster, twitter, plurk maupun hi5.

Beberapa keuntungan dari Blended Learning yaitu dapat meningkatkan akses pembelajaran, meningkatkan akses mahasiswa terhadap pembelajaran, meningkatkan interaksi baik antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa serta meningkatkan cost-effectiveness, lebih menjangkau berbagai tipe belajar mahasiswa. Adapun hidden curriculum dari Blended Learning ini, salah satunya adalah meningkatkan ketertarikan dosen dan mahasiswa terhadap kemajuan teknologi sehingga dapat pula meningkatkan daya kemandirian belajar mahasiswa.

Oleh-oleh lainnya berupa Evaluation yang didalamnya berisi Assessment, Portofolio, Learning Journal. Dalam hal ini Assesment digunakan untuk menentukkan sejauh mana pengetahuan atau kemampuan dari siswa, sedangkan evaluasi digunakan untuk menentukan keberhasilan atau manfaat dari suatu program. Dilanjutkan dengan portofolio yang kegunaannya dapat meningkatkan self assessment dan reflection, empowering dan juga dapat menciptakan hubungan baru (kolaborasi). Berbicara mengenai evaluasi tidak lengkap tanpa learning journal.

Learning Journal adalah suatu cara mendokumentasikan belajar dan mengumpulkan informasi secara sistematis untuk self analysis dan refleksi. Learning Journal ini, berisi tentang hasil berpikir (yang bersifat eksternal, karena ditulis) sehingga memudahkan untuk menghubungkan antara satu ide dengan ide yang lain. Penilai tidak hanya dari dosen tapi peran mahasiswa sangatlah besar dalam menilai bagaimana materi yang telah disampaikan dosen. “Selama ini untuk menilai bagaimana hasil mengajar yang telah saya lakukan selama seminggu, mahasiswa saya dapat mengcomment saya melalui facebook, email maupun blog saya.” Begitu penuturan Damajanti.

Hasil dari Learning Journal tersebut mampu mengembangkan action plan sebagai hasil belajar. Sehingga dapat digunakan untuk menerapkan review dari refleksi hasil belajar pada lingkungan, seperti apa yang yang seharusnya dilakukan, siapa melakukannya, hambatan apa saja yang mungkin dialami. Selain itu learning journal juga mampu mereview hasil belajar artinya mampu mengidentifikasi masalah utama dalam situasi belajar mengajar.

Putri Diyanti

Perbedaan Kualitas Pelatih Indonesia

Bukan rahasia lagi bahwa pemerintah saat ini sedang sibuk mencetak SDM-SDM Indonesia yang berkualitas sehingga nantinya dapat bersaing dengan SDM negara lain. Dengan mengirim para tenaga yang ahli dibidangnya untuk melakukan study banding, diharapkan nantinya mereka dapat menularkan ilmu yang mereka dapatkan untuk pembangunan fisik maupun mental Indonesia.
Salah satu dosen yang sempat menikmati studi banding di negara Jerman, Australia, Cina dan Korea untuk bidang keolahragaan adalah Prof. Dr. H. Hari Setijono M.Pd. Selain pernah menjabat sebagai Deputi V di Kementrian Negara, Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) di bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga, bapak 3 anak ini juga menjabat sebagai direktur Achiles Sport Science & Fitness Centre Unesa. Kesibukan beliau saat ini adalah merintis sport access bertaraf nasional di SSFC Unesa. Sport access ini nantinya akan menjadi pusat data atlet se Indonesa, yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.

Ide merintis sport access ini didapatkan beliau setelah mengikuti studi banding di Australia International Sport Science. Selain meceritakan tentang sport access, dosen senior di Fakultas Ilmu Keolahragaan ini juga menjelaskan perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dengan negara lain yang pernah beliau kunjungi. “Kalau di luar negeri, S2 dan S3 sudah melakukan pendalaman ilmu murni (spesifikasi dibidangnya masing-masing). Apabila mereka sudah berbicara tentang sport science maka sudah membahas aspek-aspek paling kecil yang ada didalamnya. Begitu masuk, mereka ini sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing,” jelas bapak yang pernah menerima penghargaan sebagai dosen teladan nasional oleh Presiden RI ini. Lebih lanjut beliau menambahkan, “Begitu mahasiswa masuk, mereka sudah punya penanggung jawab sendiri yaitu salah satu guru besar di kampusnya. Mereka yang punya prestasi nasional-Internasional otomatis masuk dan nantinya mereka menjadi pelatih. Jadi ketika masuk status mereka adalah atlet ketika keluar berstatus pelatih.”

Menurut beliau disinilah letak perbedaan kualitas antara pelatih Indonesia dengan pelatih di negara lain. “Di Indonesia S2 dan S3 materinya masih terlalu luas dan juga banyak mengarah kependidikanya, masih sedikit yang megarah ke-sport science. Penyebabnya adalah pada dosen pengampu (pengajar) yang mepunyai keterbatasan. Padahal sport science ilmunya banyak sekali”, jelas bapak yang berpengalaman melatih fisik tim sepakbola Petrokimia Putra Gresik.

Selain terbatasnya SDM, kurang lengkapnya laboratorium olahraga juga menjadi salah satu kendala nasional yang harus segera ditangani karena hal ini juga yang menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi atlet Indonesia. “Seharusnya yang diterima dijurusan kepelatihan adalah atlet yang nantinya akan disiapkan menjadi pelatih. Atlet yang pernah membela negara level nasional-Internasional harusnya langsung bisa masuk Universitas. Selain karena mereka aset, hal itu juga merupakan implementasi Undang-undang Olahraga, 'bahwa atlet nasional-Internasional wajib menerima penghargaan' bisa berbentuk study atau pekerjaan,” jelas Prof. Hari. “Tak banyak atlet berprestasi belum bisa masuk Unesa dengan mulus. Mereka biasanya terganjal dari tes. Kalau tes kemampuan dengan bobot 100, tes pengetahuannya punya bobot hampir 300. Padahal atlet tidak bisa terus-terusan disekolah, mereka juga harus latihan di lapangan. Kalau hal ini tidak segera diatasi maka kualitas olah raga tidak bisa meningkat, paparnya”

Herlina M. Arief

Knalpot Environment Friendly by FT Unesa

Teknologi oleh: Warju, S.Pd., M.T. Dosen Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya

Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah polusi udara yang disebabkan oleh karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) hasil pembakaran mesin yang dialirkan melalui knalpot, membuat resah masyarakat dunia. Bagi para pemilik motor Honda Karisma, Yamaha Vega, dan Kijang Innova dapat berbangga hati karena modifikasi knalpot untuk jenis kendaraan tersebut sudah ada dengan menambahkan katalis ke dalam knalpot agar lebih ramah lingkungan (environment friendly). Katalis adalah peralatan yang berguna untuk mengurangi polusi udara, terdapat dalam knalpot kendaraan bermotor. Sebenarnya materi katalis ini harus ditambahkan sendiri (dimodifikasi), karena dari pihak pabrik dari knalpot 3 merk kendaraan di atas belum menyediakannya.

Selama ini kustomer Kijang Innova selalu mengeluh tentang borosnya bahan bakar yang digunakan oleh mobil berbahan bakar bensin ini. Kijang LGX dengan cc yang sama (2000 cc) bisa 1:11 sedang pada Kijang Innova hanya 1:8. Tetapi jangan khawatir, karena mulai saat ini Anda dapat memasukkan bahan katalis tembaga ke dalam knalpot Innova. Dijamin, performa mesin akan naik, suara halus, plus irit bahan bakar.


Berbeda dengan knalpot Innova, pada knalpot Honda Karisma yang perlu Anda lakukan adalah menambah materi katalis berbahan tembaga yang dilapisi logam mangan pada katalisnya. Hal ini sudah terbukti dapat menurunkan emisi karbon monoksida (CO) 96% dan emisi hidrokarbon (HC) 95%.

Modifkasi knalpot ini juga dapat Anda lakukan pada kendaraan Vega produk lama. Pada Vega jenis ini juga belum disediakan teknologi katalitik, tetapi Anda dapat menambahkannya seperti pada Honda Karisma. Bentuk yang disarankan adalah sarang lebah. Tentu saja berbahan tembaga tetapi dilapisi krom.

Bahan dan cara yang harus disiapkan untuk memodifikasi knalpot Anda adalah sebagai berikut:
1. Logam tembaga yang berbentuk pipa, kemudian dibubut sampai menjadi serabut. Tembaga ini nantinya akan menjadi lapisan dasar katalis knalpot.
2. Untuk knalpot yang berlapis logam mangan ataupun krom, maka pada katalis tembaga, ditambahkan logam mangan atau krom sebagai pelapis keduanya.
3. Knalpot kendaraan yang akan diberi katalis, harus dimodifikasi dahulu bentuk bagian dalamnya. Karena jika kita ingin merubah knalpot, maka kita juga harus merubah design.
4. Khusus untuk knalpot mobil, katalisnya hanya berbahan tembaga tanpa perlu dilapisi lagi. Terdapat 3 pilihan modifikasi yang dapat anda lakukan pada Innova anda.

Penggunaan dalam jangka waktu yang lama ataupun terjadi kerusakan pada bahan-bahan tersebut di atas, dapat dengan mudah Anda dapatkan di toko bangunan yang menjual material katalis.

Herlina M. Arief

Biodiesel Unggulan Fakultas Teknik Unesa


Laboratorium berukuran 4 x 3 meter itu tampak cukup penuh dengan prototipe, rancang bangun, dan produk hasil teknologi. Di bagian atas depan gedung yang terpisah dengan gedung lain ini tertulis Laboratorium Bahan Bakar dan Pelumas, Jurusan Teknik Mesin Unesa. Terlihat beberapa mahasiswa sibuk di hadapan komputer jinjingnya (notebook). Selain itu, terlihat pula beberapa mahasiswa sibuk dengan bahan dan alat uji coba laboratorium. Di antara mahasiswa itu terdapat mahasiswa dari kampus tetangga. Unair dan ITS. Ir. Dwi Heru. M.T., dosen yang pernah mengajar di UGM dan juga pakar biodiesel BATAN yang diperbantukan menjadi dosen di Unesa bersama dua rekannya, yakni Drs. Marsudi, M.Pd. dan Dr. Suyono, M.Pd. menciptakan dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat dengan teknologi hasil rancangannya, yakni mesin biodiesel yang memanfaatkan biji pohon jarak pagar. Produk teknologi hasil pendanaan program penelitian Lembaga Penelitian Unesa tahun 2008 ini Oktober lalu disosialisasikan kepada masyarakat Jawa Timur. Di antaranya adalah 20 orang dari lembaga swadaya masyarakat kabupaten Bangkalan, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, mahasiswa Unesa.

Selain itu, produk unggulan Unesa yang beberapa waktu lalu dipamerkan di stan Unesa Job Centre (UJC) di gedung Islamic Centre Surabaya yang dihadiri oleh Ir. Erman Suparno, M.BA., M.Si., Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini telah menjadi pusat media sumber belajar bagi siswa dan mahasiswa di Jawa Timur. “Seingat saya ada beberapa SMK di Jawa Timur, yakni SMKN 3 Nganjuk, SMK PGRI Tuban, dan beberapa sekolah lain. Saya lupa namanya. Mesin penghasil biodiesel ini juga kerap dikunjungi guru-guru peserta sertifikasi dan mahasiswa dari beberapa kampus di Surabaya, seperti Unair dan ITS. Mahasiswa Unair, ITS, dan ITATS ini biasanya diminta oleh dosen pembimbingnya berkunjung ke sini untuk meminjam alat atau berkonsultasi dengan saya,” ucap Ir. Dwi Heru, M.T.


Tak hanya dikenal di lingkup regional Jawa Timur, mesin biodiesel ini juga telah dikenal di wilayah Indonesia Timur. Universitas Muslim Indonesia, Makasar pernah memesan produk unggulan ini. Bahkan kalangan profesional seperti PT Rekayasa Energi Alternatif Mandiri yang ada di Mojokerto juga memesannya. “Sebenarnya Unesa pun tidak kalah dengan kampus-kampus lain, buktinya mahasiswa dari perguruan tinggi lain, siswa, guru, dan perusahaan memanfaatkan produk kita. Karena itu, kami terus mengembangkan produk unggulan, khususnya di bidang bahan bakar alternatif dan pelumas,” tambah lulusan S2 ITB ini.

Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan yang bisa diperbarui seperti minyak nabati dan minyak hewani. Biodiesel bersifat biodegradable dan tidak beracun yang memunyai emisi lebih rendah dari minyak diesel/solar ketika dibakar. Biodiesel ini bisa dipakai langsung untuk mesin diesel tanpa harus memodifikasi mesin. Dengan flash point 130 C menjadikan biodiesel lebih aman dibandingkan solar. Biodiesel ini bermanfaat mengurangi emisi CO sebanyak 50% dan CO2 sebanyak 78,45% karena unsur karbon pada biodiesel telah dibuang sebelumnya. Biodiesel ini mengandung 56% lebih sedikit aromatic hydrocarbon, benzofluoranthene dan 71% pengurangan benzopyrenes, menghilangkan emisi sulfur (SO2) karena biodiesel tidak mengandung sulfur dan tidak menghasilkan emisi Nox. Dengan menggunakan produk Bodies ini emisi karbondioksida akan perjuring sampan 80% dan hampir 100% sculpture dioxide. Pembakaran dari biodiesel ini sendiri menurunkan lebih dari 90% dari total hydrocarbon yang tidak terbakar, dan 75-90% panorama pada aromatic hydrocarbon. Bodies lebih memberikan panorama yang berarti pada partikel-partikel dan carbon monoxide daripada petroleum diesel fuel. Bodies juga dapat sedikit menaikan atau menurunkan nitrogen oxide bergantung jenis mesin dan prosedur tes yang dijalankan. Didasarkan pada Ames Mutagennicity Test, biodiesel mengurangi resiko terkena kanker akibat polusi udara sampai 90%.

Bayu Dwi Nurwicaksono

FBS Kampanyekan Global Warming Bersama Universitas Islam Malaysia


Senin (20/4), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa kedatangan mahasiswa dari Universitas Islam Internasional Malaysia. Mereka datang ke FBS Unesa atas gagasan yayasan MAAY (Moeslem Aid Asia Youth), sebuah yayasan sosial yang bergerak dalam bidang sosial budaya dan lingkungan hidup, terutama membantu orang-orang muslim. Organisasi inilah yang mencarikan sponsor untuk membantu 19 orang mahasiswa Malaysia mengunjungi Surabaya. Salah satu mahasiswa Malaysia itu adalah Irwansyah yang merupakan peserta Asian Pacific Interfaith Youth Camp 2008, sebuah kegiatan internasional tentang pencegahan global warming di dunia. Kegiatan ini diadakan oleh organisasi bernama Tunas Hijau yang membantu mahasiswa Malaysia yang sebagian berasal dari Jurusan Ekonomi untuk mengunjungi berbagai tempat di Surabaya.

Tujuan kedatangan 19 mahasiwa ini adalah mempelajari kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Surabaya. Lingkungan kampus adalah gambaran kecil dari masyarakat. Karena itu, mereka memilih mengunjungi dua kampus di Surabaya, yaitu Unesa dan STIE Perbanas. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui seni budaya di FBS Unesa, terutama di Jurusan Bahasa Jawa dan Seni Rupa. Selain itu, berbagai tempat menarik dan bersejarah juga dikunjunginya seperti Masjid Al Akbar Surabaya, Makam Sunan Ampel, panti asuhan, dan PT. PAL.

Kedatangan para mahasiswa Malaysia ini disambut panitia BEM FBS. Kali pertama, para mahasiswa negeri jiran ini diajak ke joglo FBS untuk menyaksikan EQS (English Green Squad) yang mengadakan workshop cinta lingkungan untuk menyambut peringatan hari bumi. Dalam workshop ini, EQS yang merupakan salah satu divisi BEMJ Bahasa Inggris mengundang anak-anak SD di antaranya SDN Lidah Wetan 462 dan SDN Lidah Wetan 463, untuk hadir dalam kegiatan ini. Acara ini menarik perhatian para mahasiswa Malaysia. Mereka pun bergabung untuk menyosialisasikan kegiatan cinta lingkungan kepada anak-anak SD ini.

Tepat pukul 8.00 WIB, panitia membawa mereka ke auditorium FBS untuk mengikuti acara yang telah dipersiapkan oleh panitia. Acara dibuka oleh Pembantu Dekan III FBS, Drs. Peni Puspito, M.Hum. dilanjutkan dengan berbagai hiburan kesenian yang antara lain Taiko dari Jurusan Bahasa Jepang, tari Sparkling Surabaya dari Jurusan Bahasa Inggris, dan tari Remo dari Jurusan Bahasa Jawa

“Sebenarnya kedatangan mahasiswa Malaysia ini sangat mendadak sehingga kepanitiaan pun cepat dilakukan. Namun, semua itu tidak mengurangi usaha panitia untuk menyambut kedatangan mahasiswa Malaysia itu dengan meriah. Bahkan, salah satu mahasiwa Malaysia yang ditanyai panitia tentang kesannya terhadap kunjungannya ke FBS Unesa menjawab seronok atau dalam bahasa Indonesia berarti bagus sekali. Hal ini menandakan kesuksesan panitia dalam menyambut para mahasiswa Malaysia itu,” terang Suwandi, Ketua Penyambutan Mahasiwa Malaysia, ketika dimintai pendapatnya tentang kedatangan mahasiswa Malaysia di FBS Unesa.

Mahasiswa Bahasa Inggris 2006 itu berharap semoga kedatangan mahasiswa Malaysia ini dapat memperkuat persaudaraan antarmahasiswa terutama dari dua negara yang berbeda. Selain itu, kunjungan mahasiswa Malaysia kemarin merupakan sebuah starting point untuk kegiatan selanjutnya. “Jadi harapan kita bisa menjalin kerja sama dalam bidang apa pun. Tahun 2010 akan ada Youth Camp lagi, kita berharap Unesa akan bisa dijadikan sebagai Field Trip, jika Unesa bisa menjadi contoh kampus yang peduli lingkungan hidup,” terangnya.

Alfanita Zuraida

Unesa - UKM Kembangkan Kurikulum RSBI Sains & PAUD

Surabaya (17-19/3) Unesa kedatangan tamu dari negeri jiran. Mereka adalah profesor dan doktor Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Delapan orang dari Malaysia itu adalah Prof. Dr. Kamisah Osman, Prof. Dr. Subhan Mohamad Merah, Prof. Dr. Lilia Halim, Prof. Dr. Rohaty, Prof. Dr. Halijah Mohamad Saleh, Dr. Arbaat Hasan, Dr. Effendi Zakaria, dan Encik Mohamad Yusuf Daud. Kedatangan dosen dari negeri seberang tersebut untuk mengembangkan kurikulum Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) pada pendidikan sains dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Unesa.

Saat ini secara resmi Unesa telah dipercaya oleh Ditjen Dikti untuk menyelenggarakan pendidikan S-1 kelas internasional untuk bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sekaligus dipercaya mendampingi sekolah-sekolah berstandar internasional dari berbagai jenjang se-Jawa Timur. Prof. Dr. Haris Supratno, Rektor Unesa mengatakan, “Seminar implementasi kerjasama ini merupakan kelanjutan kunjungan kerja (kunker) kami ke Malaysia beberapa waktu yang lalu. Kami ingin membuktikan bahwa kunjungan kerja ke luar negeri tersebut tidak hanya berhenti di lembar kerjasama. Oleh karena itu, saat ini diadakan seminar implementasi kerjasama dengan topik mengembangkan kurikulum RSBI Sains dan PAUD.”

Masih pada sambutannya, rektor yang telah memimpin Unesa selama dua periode ini menambahkan bahwa kesempatan kerjasama ini diharapkan juga menambah poin plus Unesa menuju world class university (WCU) dengan diadakannya pertukaran dosen, mahasiswa, penelitian bersama, dan penerbitan hasil penelitian pada jurnal ilmiah internasional oleh kedua universitas.

Pada pertemuan yang diadakan di auditorium rektorat tersebut Prof. Dr. Subhan Mohamad Merah, ketua rombongan UKM juga menyambut baik kerjasama ini, bahkan dosen yang selama berseminar di Unesa ini juga akan bekerjasama dalam pengembangan sarana dan prasarana serta pengembangan Information Comunication Technology (ICT).

Bayu Dwi Nurwicaksono

Unesa Dukung Ajang Kreativitas Mahasiswa


Kualitas perguruan tinggi ditentukan oleh seberapa banyak mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ilmiah nasional. Dirjen Dikti mensyaratkan harus ada data kuantitif tentang jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan ilmiah nasional. Hal tersebut menyebabkan Unesa gencar mengadakan pelatihan-pelatihan ilmiah. Salah satunya adalah pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

PKM adalah ajang kreativitas mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional untuk membuka peluang mahasiswa dalam berkarya seluas para dosennya. PKM itu sendiri dibagi menjadi empat jenis PKM Penerapan, antara lain: PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Karya Tulis (PKM-KT) yang terdiri dari PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) sesuai dengan sumber bahan penulisannya. Sesuai dengan sifat artikel yang dihasilkan, maka PKM-AI akan bermuara pada Jurnal Kreativitas Mahasiswa, sedangkan PKM-GT dan ke empat jenis PKM penerapan lainnya akan bermuara di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Untuk mendapatkan tiket menuju PIMNAS, PR III mengadakan pelatihan PKMKT (PKM-GT dan PKM-AI) di salah satu hotel Tretes pada Jum'at-Sabtu (6-7/3) yang diikuti 43 mahasiswa dan pelatihan PKM penerapan pada Rabu-Jumat (11-13/3) di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) yang diikuti oleh 93 mahasiswa perwakilan dari masing-masing jurusan di Unesa. “Sebenarnya pelatihan penyusunan proposal PKM ini bukanlah hal baru, karena sudah mulai dilakukan pada tahun 2007 lalu di hotel Inna Tretes”, ungkap Prof. Nyoman.


PIMNAS merupakan ajang yang sangat penting bagi perguruan tinggi di Indonesia, untuk dapat sampai kesana melewati proses yang begitu ketat. Mulai dari seleksi proposal, monitoring bagi proposal yang di danai, sampai seleksi menuju PIMNAS. Dikarenakan hal tersebut itulah, tidak puas melatih mahasiswanya Unesa juga melatih para dosennya sebagai pembimbing penalaran. Kemudian dibentuk tim penalaran universitas yang terdiri dari 7 orang dosen, masing-masing tersebar di tiap fakultas. Tim penalaran ini bertugas untuk mengontrol dan memotivasi mahasiswanya dalam mengikuti ajang-ajang ilmiah. “Sehingga yang berkewajiban memajukan Unesa bukan hanya pihak rektorat saja, tetapi kewajiban semua pihak”, pendapat pak Nyoman. Dengan diadakannya pelatihan PKM bagi mahasiswa dan dosen ini, serta dibentuknya tim penalaran Unesa diharapkan semakin banyaknya mahasiswa Unesa yang dapat mengikuti ajang-ajang ilmiah nasional.

Fithri Amaliyah

Mahasiswa IKIP Mataram Belajar Kepada Ormawa Unesa


20 mahasiswa IKIP Mataram berkunjung ke Unesa (16/3). Maksud kedatangan mereka untuk bertukar ilmu dalam bidang kemahasiswaan. Ke-20 mahasiswa tersebut merupakan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa IKIP Mataram yang didampingi Pembantu Rektor III.

Pembantu Rektor III Unesa, Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. dan tujuh Pembantu Dekan III se-Unesa menyambut kedatangan rombongan dari provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut di ruang sidang Lembaga Penelitian (Lemlit). Setelah bertukar pengalaman dan informasi, rombongan dari pulau Nusa Tenggara tersebut diajak berkeliling ke dua kampus Unesa, yakni Kampus Ketintang dan Lidah Wetan.


Tak ketinggalan pula mereka juga diajak berkunjung ke SSFC (Sport Science and Fitnes Center) dan kolam renang Unesa yang berstandar internasional. Pembantu Rektor III IKIP Mataram, Dr. Ir. H. Syamsuhadi, M.S. berkata, “Dengan adanya studi banding yang kali pertama diadakan ini, saya berharap pada mahasiswa dapat berpikir lebih kritis yang edukatif dan semoga studi banding ini dapat menjalin kerjasama yang lebih luas, misalnya dalam bidang keolahragaan.”

Wahyu Nurul Hidayati

Mahasiswa Kebangsaan Malaysia Magang di Unesa


Unesa kedatangan empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) pada (13/3). Keempat mahasiswa itu masing-masing Jurusan Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Kedatangannya merupakan survei kegiatan magang empat mahasiswa tersebut di Unesa. Mereka akan magang mulai Mei-Juni 2009. Dengan didampingi pihak Unesa, mereka yang mahasiswa Jurusan Matematika dan Fisika berkunjung ke SMPN 6 Surabaya dan mereka yang mahasiswa Jurusan Kimia dan Biologi berkunjung ke SMP Al-Hikmah Surabaya. Kedua sekolah itu dipilih karena merupakan sekolah yang telah menerapkan program sekolah berstandar internasional selama 6 tahun.

Ternyata masih terdapat 8 mahasiswa UKM yang juga akan magang di Indonesia, yakni 4 mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan 4 mahasiswa di Universitas Riau (Unri). “Guna menindaklanjuti kegiatan ini, tim dosen dari Universitas Kebangsaan Malaysia juga akan berkunjung ke Unesa untuk menyusun memorandum of understanding pada 17 Maret 2009,” ujar Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd., Pembantu Dekan I FMIPA Unesa.

Wahyu Nurul Hidayati